ARTI ‘ARRAAF DAN KAHIN
Rasulullah صلي الله عليه وسلم menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya:
“Bahwasanya Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Barangsiapa mendatangi ‘arraaf’[1] (tukang ramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.”
“Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلي الله عليه وسلم, beliau bersabda: ‘Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم .” (HR. Abu Daud).
Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan[2] dan dishahihkan oleh Hakim, dari Nabi صلي الله عليه وسلم dengan lafadz:
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم.”
Dari Imran bin Hushain رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
“Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain), yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Al-Bazzaar dengan sanad jayyid).
1. ‘Arraaf ialah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang bisa menunjukkan barang yang dicuri atau tempat kehilangan barang. Sedangkan Kahin ialah orang yang memberitakan hal-hal gaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung dihati.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله: “Arraaf, Kahin, Munajjim atau ahli nujum adalah nama yang sama untuk kedua makna diatas (Al-Jami’ul Farid hal.124) (Pentj).
2. Imam Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah; keempatnya adalah penyusun kitab Sunan. Ibnu Majjah |